Kurban Terbaik Paket Berbagi yang Selalu Dinanti

Ibadah Kurban adalah salah satu ibadah umat Islam, dimana dilakukan penyembelihan udh-hiyah (unta, sapi, dan kambing) pada hari raya Kurban (10 Dzulhijjah) dan hari-hari tasyriq (11,12, dan 13 Dzulhijjah) sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ada dua makna sekaligus yang dapat dipetik dari hikmah berkurban yaitu : 1. Ibadah kurban memberi pelajaran yang sangat berharga bagi kaum muslim untuk selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah SWT berikan; 2. Rasa syukur itu bukan hanya terucap dari mulut saja tetapi ditunjukkan dengan menyisihkan sebagian hartanya untuk membeli hewan kurban yang kemudian dibagikan kepada saudara-saudaranya yang kurang mampu. Adanya beberapa daerah dengan tingkat kemiskinan yang tinggi sewajarnya mendapat prioritas untuk pelaksanaan ibadah kurban. Secara ekonomi penduduknya dengan kondisi kemiskinan yang tinggi dengan sendirinya keberadaan pekurban lokal akan terbatas sehingga tidak akan mampu memenuhi semua penerima kurban. Kondisi inilah yang melatarbelakangi NEGERI TERNAK INDONESIA dengan program KURBAN TERBAIK PAKET BERBAGI tergerak untuk membantu menyalurkan ibadah kurban yang akan disebar ke daerah-daerah dengan kondisi yang seperti itu. Melalui program ini diharapkan keinginan para pekurban untuk bisa berkurban dan berbagi dengan Dhuafa yang tepat sasaran dapat terlaksanan. Seperti Sabda Rasulullah saw, “Makanlah daging qurban itu, dan berikanlah kepada fakir-miskin, dan simpanlah.” (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi)

Negeri Ternak Indonesia di Hari Raya Idul Adha Tahun 1433 H. melalui program Kurban Terbaik Paket Berbgai, Alhamdulillah dapat membantu menyalurkan ibadah kurban para pekurban yang pelaksanaan penyembelihan dan pendistribusiannya tersebar di beberapa derah yaitu :

  1. Desa Njarum Kec. Semanding Kab. Tuban
  2. Desa Tobo Kec. Merakurak Kab. Tuban
  3. Desa Mundu Kec. Karangrejo Kec. Tulungagung
  4. Desa Kuripan Kec. Sukapura Gn. Bromo Kab. Probolinggo

Insya Allah kedepannya mudah-mudahan akan dapat terus menambah jangkauan penyebaran pelaksanaan ibadah kurban ke seluruh pelosok Indonesia.

Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada Bapak/ Ibu/ Sdr yang telah mempercayakan ibadah kurbannya pada Negeri Ternak Indonesia, semoga Allah SWT melimpahkan Rahmat, Rizki dan Karunia-NYA kepada Bapak/ Ibu/ Sdr sekeluarga. Aamiin. [jum]

 

Kurban, [Seharusnya] Saatnya Peternak Panen

Sebentar lagi kita akan menyambut Hari Raya Haji atau Hari Raya Kurban. Kalau kita perhatikan, dalam kurun 20 tahun terakhir, perayaan hai raya kurban mulai terasa berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Perbedaan ini bisa kita lihat dari pola pengadaan, marketing dan pendistribusian hewan kurban.
Dari sisi pengadaan, kalau dulu penyediaan hewan kurban lebih didominasi oleh para blantik (pedagang ternak) kini pengadaan ternak, selain blantik¸ juga banyak pedagang-pedagang hewan dadakan atau musiman pada saat kurban saja. Maklum saja, harga ternak pada saat kurban biasanya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan hari-hari biasa. Potensi keuntungan inilah yang menjadikan daya tarik untuk berdagang hewan kurban.
Marketing dan promosi hewan kurban pun berkembang seiring dengan perkembangan teknologi. Sebulan menjelang hari kurban, kita akan dengan mudah menemukan brosur, spanduk, iklan di radio, bahkan di internet, media cetak dan iklan di televisi.
Pendistribusian hewan kurban pun saat ini seperti tanpa batas teritorial lagi. Bukan hanya menyebar antar kampung, antar desa, antar kabupaten, atau antar pulau, distribusi sudah menembus batas lintas negara. Kurban dari muslim australia, eropa, dan timur tengah sudah banyak masuk ke Indonesia. Demikian juga kurban dari Indonesia sudah menyambangi Philipina, Myanmar, Kamboja dan Afrika.
Semakin meriahnya perayaan kurban, semakin banyaknya ternak kurban yang dipotong, tentunya membutuhkan penyediaan hewan kurban yang juga makin meningkat. Disinilah peran peternak menjadi sangat penting. Apalagi karakter peternakan di Indonesia masih sangat di dominasi oleh peternakan rakyat. Harusnya dalam momen kurban, peternak lah yang dapat menikmati keuntungan yang lebih tinggi.
Namun faktanya, karakter peternak yang masih sendiri-sendiri, tersebar, terpisah satu sama lain dan faktor pengetahuan serta kemampuan peternak dalam memasarkan produknya ke konsumen, membuat para peternak kecil tidak mampu menikmati kenaikan harga yang terjadi.
Lalu siapa yang menikmati? Tentu para pedagang, pengumpul atau bahkan panitia-panitia kurban yang lebih mampu beriklan untuk menarik para pekurban. Sementara harga di peternak tidak lebih dari harga-harga seperti hari biasanya.
Untuk itulah rasanya sangat penting bagi para peternak untuk menguatkan posisi tawarnya (bargaining position) baik terhadap pedagang pengumpul maupun konsumen. Jika tidak, maka peternak kecil tidak akan pernah bisa merasakan saatnya panen di hari kurban.
Bagaimana agar posisi tawar ini naik? Seperti tulisan sebelumnya, mari mulai membentuk kelompok, organisasi atau perkumpulan yang membuat kita semakin kuat. Tidak sendiri-sendiri lagi.
Dalam konteks nasional, peran pemerintah dan asosiasi peternak yang sudah ada seperti Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) menjadi sangat strategis. Dan juga lembaga-lembaga pemberdaya peternakan rakyat, salah satunya Negeri Ternak Indonesia juga dapat menjadi jembatan untuk memampukan (enabling) kekuatan peternakan rakyat. Sehingga di masa datang posisi mayoritas dari peternakan rakyat juga mampu berperan lebih dalam konstelasi bisnis peternakan di Indonesia.

 

Purnomo
Direktur Negeri Ternak Indonesia

Membumikan Islam Lebih Dalam Di Lereng Bromo

Desa Desa Wonokerto Kec. Sukapura berada di lereng gunung bromo. Kurang dari 45% penduduknya yang beragama islam. Mayoritas penduduknya beraga hindu dan penganut aliran kepercayaan. Namun penduduk yang beraga islam pun ternyata sebagian besar mengalami krisis aqidah. Terdata sebagai penganut agama islam tetapi dalam kesehariannya masih jauh dari pola hidup yang islami. Untuk ibadah yang rutin saja semisal sholat mereka masih jarang melaksanakannya.

Apalagi sebagai warga keturunan suku tengger, warga dusun wonokerto masih terpengaruh budaya hindu. Ditambah lagi dampak adanya pembangunan sector pariwisata Bromo yang sering mengangkat tema-tema hindu, semakin menambah pengaruh budaya ini.

Kondisi ini menjadi tantangan dakwah islam tersendiri disamping tantangan kemiskinan dan budaya merusak lainnya. Meskipun banyak tantangan yang menghadang, proses dakwah islam ini terus dilaksanakan untuk pengembangan pemikiran islam dalam rangka membentuk kepribadian islam. Adanya pelaksanaan kurban ini benar-benar sangat membantu aktivitas syiar islam yang sedang dilaksanakan.

Pemberdayaan Peternak Kecil Memberdayakan dan Berkelanjutan

Sholat Isya berjamaah di masjid baru saja selesai dan sebagian besar jamaah telah pulang ke rumah masing-masing. Namun tidak dengan Darmaji dan teman-temannya yang lain. Darmaji dan teman-temannya sesuai rencana berkumpul malam itu untuk mendengarkan penjelasan terkait rencana pembentukan kelompok ternak kambing yang diinisiasi oleh Negeri Ternak Indonesia bekerja sama dengan Sahabat Ternak. Setelah mendapat penjelasan dari Moch. Tono selaku perwakilan dari Negeri Ternak Indonesia dan Sahabat Ternak disimpulkan dan didapatkan komitmen untuk membentuk kelompok peternak  kambing jenis penggemukan dengan target awal moment Hari Raya Idul Adha 1434 H.

Sebagai langkah nyata peranan Negeri Ternak Indonesia dan rasa kepedulian terhadap dunia peternakan khususnya peternakan rakyat  menjadi latar belakang pembentukan kelompok pemberdayaan peternak kecil didaerah ini. Bertempat di sebuah desa yang sangat dalam dan jauh dari perkotaan, tempatnya cukup teduh karena berada pada daerah dataran tinggi dan dilewati aliran air, rumput tumbuh dengan subur  pada setiap lahan pertanian menjadikan tempat ini cocok untuk pemeliharaan ternak. Nama desa ini bektiharjo, kecamatan semanding, kabupaten Tuban. Desa ini berlokasi dekat dengan hutan, mayoritas masyarakat desa bekerja sebagai petani penggarap lahan Perhutani dengan tanaman mayoritas jagung dan singkong.

Salah satu yang menjadi pertimbangan mengapa program pemberdayaan peternak kecil dipilih di daerah ini selain karena letaknya  strategis dan cocok untuk pemeliharaan ternak juga karakter masyarakat yang sudah terbiasa memelihara ternak. Disamping itu semangat dan antusias warga terhadap program menjadi pertimbangan lain. Pembentukan kelompok peternak binaan yang masih terbatas ini menjadikan terbatas pula jumlah anggota yang terrekrut. Mayoritas anggota dipilih dari warga yang tingkat kehidupannya masih dibawah garis kemiskinan disamping memang memiliki pengalaman dalam beternak kambing. Hadirnya program pemberdayaan menjadi sebuah warna baru bagi aktifitas warga desa.

“semoga program ini dapat terus berjalan kedepannya, bukan hanya untuk moment hari kurban saja karena Insya Allah sangat memberikan manfaat pada kami baik dari segi pendapatan, kemampuan beternak dan nilai persaudaraan” tutur Ust. Chusna, tokoh masyarakat yang ikut mendukung pelaksanaan program pemberdayaan ini. Salah satu dampak positif adannya program pemberdayaan ini adalah, warga yang tergabung menjadi anggota kelompok menjadi lebih aktif pada kegiatan- kegiatan kemasyarakatan, salah satunya mampu “menghidupkan dan meramaikan” masjid setempat dengan rutin ikut pengajian di masjid. Hal ini muncul karena dilandasi adanya rasa keterikatan sebagai anggota kelompok, sehingga terpacu juga untuk tergabung dalam sebuah jamaah.

Sambang Kurban di Desa Tertinggal

Desa Boreh Bangle merupakan salah satu desa di kecamatan Merakurak Kab. Tuban. Letak desa ini berjarak kurang lebih 17 km dari pusat kota Tuban. Kondisi infrastruktur jalan yang masih belum beraspal menjadi kendala akses masuk ke desa ini, apalagi jika hujan datang kondisi jalan akan sulit untuk dilalui.

Mayoritas penduduk desa ini bekerja di sawah, namun dengan kondisi geografis yang ada lahan pertanian di desa Boreh Bangle hanya dapat ditanami 1 kali pertahun baik tanaman padi atau jagung. Pada musim kemarau sawah kesulitan air dan tanah menjadi kering kerontang sementara jika musim hujan datang desa ini menjadi desa yang pertama mengalami banjir. Hal ini menjadikan kondisi perekonomian di desa ini sulit berkembang menyebabkan tingkat kesejahteraan di desa ini juga relatif rendah. Sebagian besar penduduk desa hidup di bawah garis kemiskinan. Wajar jika desa ini masih berpredikat desa tertinggal.

Semangat Mengembangkan Peternakan Rakyat

Alhamdulillahirabil’alamin, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang karena rahmat‐NYA kami senantiasa berada dalam semangat menyebar kebaikan. Pelaksanaan Kurban 1435 telah tertunaikan dengan  baik,  lancar  dan  sukses,  menyisakan  kenangan  dengan  berbagai  cerita  bahagia  karena  mampu menjadi sarana terjalinnya nilai nilai persaudaraan antara pekurban dengan masyarakat di desa. Kurban tahun ini sudah berlalu kini saatnya untuk kembali melanjutkan cita‐cita besar untuk menggapai visi membangun dan mengembangkan peternakan lokal melalui inovasi cerdas dibidang peternakan khususnya peternakan ambing domba. Cita‐cita besar ini mulai menampakan harapan di akhir tahun ini dimana Sahabat Ternak yang berkolaborasi dengan Negeri Ternak Indonesia dan bersinergi dengan Perhutani KPH Tuban bersepakat  untuk  menggunakan  sebagian  lahan  perhutani  yang  dimanfaatkan  untuk  pengembangan peternakan.  Peternakan yang sedang dibangun ini mengusung ide dan konsep yang sangat jelas, yaitu sebuah usaha pengembangan  peternakan  yang  lebih  dari  sekedar  beternak.  Ada  dua  konsep  yang  menjadi  ide pengembangan peternakan oleh Sahabat Ternak dan Negeri Ternak Indonesia di kota Tuban, yang pertama yaitu konsep edukasi peternakan yang diwujudkan dengan pembangunan area sentra peternakan dengan nama “Sekolah Negeri Ternak” dan yang kedua konsep pemberdayaan peternak yang diwujudkan melalui pembangunan korporasi peternakan rakyat.

Konsep edukasi peternakan melalui pembangunan area sentra peternakan yang didirikan di atas lahan kurang lebih 1 ha, kedepannya area ini akan di gunakan sebagai wilayah inti yang terintegrasi dengan nama “Sekolah Negeri Ternak”, terdiri atas lokal perkandangan yang menjadi fungsi atas kegiatan sekolah lapang peternakan baik untuk belajar beternak, bisnis ternak maupun untuk mempelajari program pemberdayaan masyarakat  berbasis  ternak.  Selain  itu  juga  berfungsi  untuk  kunjungan  wisata  maupun  riset  dibidang peternakan ataupun kegiatan yang terkait.  Konsep pemberdayaan peternak yang diwujudkan melalui pembangunan korporasi peternakan rakyat menuntut komitmen Sahabat Ternak dan Negeri Ternak Indonesia untuk membangun korporasi peternakan rakyat  yang  terbaik  di  Indonesia  dengan  target  populasi  kambing  domba  5.000  ekor  yang  dapat memberdayakan minimal 500 KK dalam kurun waktu 3 tahun kedepan. Upaya Melibatkan dan menggandeng para  peternak  lokal  mutlak  di  perlukan  mengingat  potensi  kebutuhan  yang  sangat  tinggi  dan  potensi peternak “gurem” lokal yang bagus dalam budidaya apabila didampingi dengan baik.

Kedua konsep diatas menjadi motivasi besar yang mendorong kami untuk senantiasa berfikir, bekerja dan mengevaluasi diri setiap saat, karena dalam pandangan dan penilaian kami sektor peternakan di negeri ini sangat potensial mengingat tingginya kebutuhan masyarakat khususnya untuk konsumsi dan ibadah.

Menjalin Erat Silaturahmi dengan Berbagi Kurban

Dusun Haur Bentes, Desa Jugalaya Jaya Kec. Jasinga Kab. Bogor, sebuah desa yang mungkin tidak banyak diketahui orang. Jarak tempuh dari kota Bogor hampir mencapai 70 km dan 20 km dari kecamatan Jasinga serta berbatasan dengan Provinsi Banten. Mayoritas penduduk desa bekerja sebagai buruh kasar dengan penghasilan yang relatif rendah sehingga menyebabkan banyak penduduknya yang masih hidup di bawah garis kemiskinan.

Kondisi ini tergambar jelas dari kondisi infrastruktur bangunan rumah penduduk. Masih banyak rumah panggung yang berdindingkan anyaman bambu (gedeg). Selain itu juga masih banyak penduduk yang menggunakan kayu bakar untuk memasak karena tidak mampu membeli bahan bakar gas yang harganya sangat mahal. Contoh untuk gas elpiji yang ukuran 3 kg saja harus dibayar Rp 25 rb diluar ongkos ojeg sebesar Rp 10 rb.

Momen idul kurban yang biasanya di daerah lain “banjir” daging kurban tetapi tidak sama halnya dengan di desa Jugalaya Jaya yang masih minim pekurban karena memang mengingat kondisi ekonomi penduduknya yang rata-rata masih di bawah garis kemiskinan. Hanya 2 ekor dari Kurban Terbaik yang bisa dinikmati tahun ini. Semoga makin banyak di tahun depan. Amiin.

Mewujudkan Populasi 5000 ekor Kambing dan Memberdayakan 500 Peternak Tuban

Alhamdulillahirabil’alamin, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang karena rahmat-NYA kami senantiasa berada dalam semangat menyebar kebaikan. Pelaksanaan Kurban 1435 telah tertunaikan dengan baik, lancar dan sukses, menyisakan kenangan dengan berbagai cerita bahagia karena mampu menjadi sarana terjalinnya nilai nilai persaudaraan antara pekurban dengan masyarakat di desa.


Kurban tahun ini sudah berlalu kini saatnya untuk kembali melanjutkan cita-cita besar untuk menggapai visi membangun dan mengembangkan peternakan lokal melalui inovasi cerdas dibidang peternakan khususnya peternakan kambing domba. Cita-cita besar ini mulai menampakan harapan di akhir tahun ini dimana Negeri Ternak Indonesia yang berkolaborasi dengan Sahabat Ternak dan bersinergi dengan Perhutani KPH Tuban bersepakat untuk menggunakan sebagian lahan perhutani yang dimanfaatkan untuk pengembangan peternakan.

Peternakan yang sedang dibangun ini mengusung ide dan konsep yang sangat jelas, yaitu sebuah usaha pengembangan peternakan yang lebih dari sekedar beternak. Ada dua konsep yang menjadi ide pengembangan peternakan oleh Negeri Ternak Indonesia dan Sahabat Ternak di kota Tuban, yang pertama yaitu konsep edukasi peternakan yang diwujudkan dengan pembangunan area sentra peternakan dengan nama “Sekolah Negeri Ternak” dan yang kedua konsep pemberdayaan peternak yang diwujudkan melalui pembangunan korporasi peternakan rakyat.

Konsep edukasi peternakan melalui pembangunan area sentra peternakan yang didirikan di atas lahan kurang lebih 1 ha, kedepannya area ini akan di gunakan sebagai wilayah inti yang terintegrasi dengan nama “Sekolah Negeri Ternak”, terdiri atas lokal perkandangan yang menjadi fungsi atas kegiatan sekolah lapang peternakan baik untuk belajar beternak, bisnis ternak maupun untuk mempelajari program pemberdayaan masyarakat berbasis ternak. Selain itu juga berfungsi untuk kunjungan wisata maupun riset dibidang peternakan ataupun kegiatan yang terkait.

Konsep pemberdayaan peternak yang diwujudkan melalui pembangunan korporasi peternakan rakyat menuntut komitmen Sahabat Ternak dan Negeri Ternak Indonesia untuk membangun korporasi peternakan rakyat yang terbaik di Indonesia dengan target populasi kambing domba 5.000 ekor yang dapat memberdayakan minimal 500 KK dalam kurun waktu 3 tahun kedepan. Upaya Melibatkan dan menggandeng para peternak lokal mutlak di perlukan mengingat potensi kebutuhan yang sangat tinggi dan potensi peternak “gurem” lokal yang bagus dalam budidaya apabila didampingi dengan baik.

Kedua konsep diatas menjadi motivasi besar yang mendorong kami untuk senantiasa berfikir, bekerja dan mengevaluasi diri setiap saat, karena dalam pandangan dan penilaian kami sektor peternakan di negeri ini masih sangat potensial untuk dikembangkan.